Kamis, 30 Agustus 2012

Cara menjadi pemimpin yang baik dan menjadi bawahan yang baik


Untuk menjadi Pemimpin yang baik harus memiliki kebaikan sebagai berikut ??


Menghargai hasil kinerja anak buah. Dengan adanya rasa menghargai kepada anak buah, tentu menjadi suatu motivasi yang jitu dalam memacu semangat kerja mereka. Dengan kita memberikan pujian terhadap hasil karya mereka walaupun itu menurut pikiran kita “remeh” atau “gampang dilakukan”. Perlu diketahui bahwa hasil tersebut dilakukan dengan sekuat tenaga oleh anak buah anda. Dengan memberikan pujian pada waktu dan kesempatan yang tepat maka anak buah akan merasa dihargai. Hal ini akan berdampak pada kemajuan kinerja dari anak buah anda nantinya.

Kesalahan pada anak buah merupakan tanggung jawab pemimpin. Seringkali saat kita membawahi beberapa anak buah dalam team. Ketika hendak mengerjakan suatu tugas tentu setiap anak buah memiliki tugas masing-masing. Ketika anak buah tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu tentu pemimpin harus mengambil alih. Pertanggung-jawaban kepada atasan yang lebih tinggi harus dilakukan oleh pemimpin team tersebut. Pemimpin harus mampu memberikan alasan kuat yang mendasari penyebab kegagalan dari staffnya. Alangkah baiknya bila pemimpin juga ikut membantu serta memperbaiki hasil kerja anak buahnya. 

Mengajari tanpa henti dan tidak ragu memberikan ilmu. Pemimpin yang baik tentu memiliki skill yang bersifat “generalisasi”. Artinya pemimpin tersebut memiliki wawasan yang luas dalam aplikasi kerja sehari-hari. Nah, ketika memdapati anak buah yang kesal karena mengalami kegagalan dalam mengerjakan tugasnya tentu pemimpin harus menjadi solusi. Ketika anak buah bingung untuk menyelesaikan tugasnya tentu pemimpin-nya akan menjadi sarana pengaduan. Bila anda menjadi pemimpin yang ternyata mengerti solusi cara menyelesaikan masalah dari anak buah tentu akan sangat menguntungkan. Tidak ada salahnya anda mengerjakan tugas anak buah tersebut sambil memberikan petunjuk-petunjuk solusi.
 
Peduli terhadap kepentingan dan kesibukan staff. Seringkali terdengar beberapa anak buah mengeluh terhadap pemimpinnya. Biasanya adanya otoritas yang muncul karena sang pemimpim tidak mau tahu apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya. Pokoknya tugas yang diberikan harus selesai pada tanggal sekian, jam sekian! titik!. Nah, inilah faktor yang akan menghancurkan rasa hormat dari staff. Berikan perhatian yang berkala dan teratur. Usahakan anda kunjungi masing-masing anak buah anda pada saat mereka bekerja. Pantau kegiatan mereka dan sesekali berikan komentar yang membangun atas hasil kerja mereka saat itu. Pentingnya memberikan kelonggaran / jeda waktu supaya anak buah anda bisa terlepas dari kejenuhan pekerjaannya. Bila anda peduli terhadap staff maka hasil kerja akan memuaskan nantinya.

Jadilah panutan dan tepat waktu. Kinerja staff akan mengacu pada pemimpinnya. Bila anda dalam bekerja terlihat rajin,sibuk,ulet dan keras tentu akan memberikan inspirasi bagi orang-orang sekitar anda untuk menirunya. Adanya sifat sungkan untuk malas akan terbentuk bila anda membiasakan sibuk dan rajin pada tiap jam-jam kerja anda. Disiplin terhadap waktu menjadi sangat sensitif bila anda sendiri juga tepat waktu dalam setiap pekerjaan.

Ceritakan masalah perusahaan yang layak diketahui anak buah. Anda sebagai pemimpin tentu terkadang dihadapkan dengan banyak sekali masalah perusahaan. Pilah-pilah masalah perusahaan tersebut berdasarkan kerahasiaannya. Bila ada informasi masalah yang bersifat universal tentu perlu anda ceritakan kepada anak buah anda. Dengan menceritakan masalah yang ada, seolah-olah anak buah anda merasa mendapatkan tempat yang spesial di perusahaan. Menjadi orang yang dipercaya untuk mengetahui masalah yang ada dan berusaha membuat solusi harus ditanamkan pada anak buah anda. 

Low profile. Tentu sesekali anda perlu menyempatkan diri untuk membuat hubungan sosial dengan anak buah anda. Bila anda mampu menempatkan diri dalam lingkungan mereka tentu hal ini akan sangat berguna. Kesan “bersahabat” akan muncul bila anda juga turun kedalam kegiatan mereka sehari-hari. Contoh paling mudah adalah sempatkan diri anda untuk makan siang bersama mereka. Buat suasana tidak ada sekat dan semua memiliki posisi yang sama yaitu manusia biasa yang butuh makan. Anggapan pemimpin yang low profile akan terbentuk di hati anak buah anda nantinya.

Pertanyaan : Bila ANDA seorang Pemimpin sudahkan melakukan kebaikan yang diatas ?

Untuk menjadi Anak buah yang baik harus memiliki kebaikan sebagai berikut ??

Jujur. Dibohongi terasa sangat menyakitkan dan memalukan. Mungkin kerugian materialnya tak seberapa. Tetapi jelas bahwa selain kita mendapatkan data palsu, kita juga merasa malu, karena kita ditempatkan oleh si pembohong dalam urutan paling bawah. Ia menyepelekan kita dan menganggap enteng diri kita. Itu artinya kita tidak dihargai.
    
Disiplin. Aturan diciptakan untuk kebaikan bersama. Aturan diciptakan dan diundangkan untuk memastikan semua hak terpenuhi. Ingatlah betapa saat kita melamar dulu, kita sudah menghiba dan memelas sambil berjanji bahwa kita akan menjadi disiplin setiap saat asal kita diterima kerja disana.
   
Tidak Pengecut. “Bukan saya, tapi mereka yang…,” seperti inilah yang diucapkan oleh pengecut demi membebaskan dirinya dari tanggung jawab. Para pengecut akan berusaha mencari berbagai dalih untuk melemparkan tanggungjawab kepada orang lain.
Tidak Selalu Mengeluh. Yang sangat pasti adalah bahwa kita harus sadar bahwa perusahaan bukanlah surga, dan atasan bukan Tuhan yang bisa memberikan kesempurnaan. Saya yakin bahwa tidak ada perusahaan dimanapun yang sanggup menjanjikan kesenangan serta perasaan bahagia.
Tidak Pembangkang. Atasan mana yang tak kesal jika perintahnya dianggap angin lalu. Kesepakatan yang terjadi antara atasan dan bawahan pada saat pemberian tugas, haruslah dikerjakan bukan untuk dibiarkan atau ditunda-tunda, kecuali sejak awal kita memberitahukan kondisinya.

Tidak Loyo. Perang sekecil apapun tidak akan dimenangkan jika prajuritnya loyo tidak bersemangat. Keloyoan ini bisa tercermin dari muka murung, tampang mengantuk, atau pakaian acak-acakan. Bisa juga terlihat kalau sedang mengerjakan tugas dengan malas-malasan, atau setengah hati, lamban.

   
Dedikasi. Dedikasi saya terjemahkan sebagai ketulusan pengabdian. Seorang bawahan yang berdedikasi tak hanya menyelesaikan tugasnya dengan baik tetapi berusaha untuk hasil yang terbaik. Ia akan berusaha melibatkan semua potensi dan kemampuannya untuk hasil terbaik.
Pertanyaan : Bila ANDA seorang anak buah sudahkan melakukan kebaikan yang diatas ?

 Sumber: dari berbagai sumber.

Bagaimana membangun Kinerja Organisasi Melalui peta (mapping) Strategi divisi yang selaras.



Untuk "Menang" Organisasi perlu Strategi

Mapping atau peta strategi adalah suatu alat yang digunakan organisasi untuk membantu menterjemahkan strategi organisasi kedalam bentuk yang lebih visual. Hampir semua perusahaan yang menjalankan balance scorecard pasti telah membuat peta strategi tingkat perusahaan sampai dengan tingkat divisi atau departemen. Namun, di dalam beberapa kali workshop dan seminar publik, masih banyak perusahaan yang masih menanyakan bagaimana cara paling sederhana untuk mengukur kualitas suatu peta strategi yang dibuat oleh divisi atau departemen di dalam perusahaan.

Proses pembuatan peta strategi divisi atau departemen harus memperhatikan dua hal.

Hal Pertama adalah:

“Vertical alignment”  artinya peta strategi divisi atau departemen harus selalu mengaju pada peta strategi struktur yang ada diatasnya, yaitu peta strategi tingkat organisasi| Perusahaan.

Hal Kedua adalah:


“Horizontal alignment” artinya bahwa peta strategi divisi atau departemen harus memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan divisi atau departemen yang lain.

Biasanya hampir tidak ada masalah yang berarti ketika suatu divisi atau departemen melakukan penyelarasan secara vertikal. Masalah yang timbul adalah ketika divisi atau departemen melakukan penyelarasan horizontal.

Divisi atau departemen melakukan penyelarasan horizontal  biasanya dengan menuliskan kebutuhan-kebutuhan divisi atau departemen lain untuk diidentifikasi sebagai salah satu sasaran strategis divisi atau departemen.

Seringkali divisi atau departemen yang bersangkutan menuliskan perkiraan kebutuhan departemen lain menurut pandangan mereka tanpa melakukan konfirmasi. Ketika suatu unit menentukan kebutuhan unit lain tanpa melakukan konfirmasi ulang terhadap kebutuhan unit tersebut, terjadilah “myopia” di dalam divisi. Apabila semua divisi atau departemen di dalam organisasi melakukan hal ini, yang terjadi adalah “organisasi myopia”, yaitu suatu kondisi ketika masing-masing divisi atau departemen seolah-olah tahu kebutuhan divisi atau departemen lain, padahal sebenarnya tidak.

Bagaimanakah langkah-langkah sistematis meyelaraskan peta strategi divisi atau departmen ? Berikut ini adalah lima langkah dalam penyelarasan vertikal dan horizontal peta strategi divisi atau departemen.

                                Strategi Pengembangan Komitmen TQM

Langkah Pertama:
Memahami misi unit kerja dan mengidentifikasi sasaran strategis organisasi yang relevan bagi unit kerja.
Langkah Kedua:
Mengidentifikasi proses inti, stakeholder dan harapan stakeholder atau ouput dari unit kerja melalui proses “ focus group discussion” (FGD).
Langkah Ketiga:
Memformulasikan sasaran strategis unit kerja yang mendukung pencapaian sasaran strategis perusahaan (lihat langkah 1) dan harapan stakeholder unit tersebut (lihat langkah 2).
Langkah Keempat:
Menyusun hubungan sebab-akibat antar sasaran strategis unit kerja.
Langkah Kelima:
Memformulasikan indikator kinerja utama, target, dan inisiatif strategi bagi masing-masing sasaran strategis unit kerja.

Selanjutnya setelah kelima langkah-langkah tersebut dilakukan, yang diperlukan adalah melakukan verifikasi ulang apakah setiap divisi atau departemen didalam organisasi sudah saling mendukung dan selaras. Kadang-kadang meskipun suatu organisasi telah mengunakan langkah-langkah sistematis dalam penyelarasan peta strategisnya, tetap saja ada divisi atau departemen yang hanya fokus terhadap kepentingan unitnya tanpa memperhatikan kepentingan unit lain.  

Untuk itu diperlukan juga pemimpin yang kuat yang mampu menyeimbangkan kepentingan atau ego masing-masing divisi atau departemen. 
 
Jadi, jaminan bahwa suatu perusahaan telah membangun peta strategi yang selaras di tingkat divisi atau departemen adalah kecilnya pertentangan yang terjadi di antara masing-masing unit kerja dan besarnya dukungan suatu unit kerja terhadap unit kerja yang lain untuk mencapai kinerja organisasi yang andal. Bagaimana menurut ANDA?

Kesimpulan:

Secara umum, ada 2 (dua) hal penting yang harus diperhatikan perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi untuk mencapai tujuan dalam mewujudkan visi dan misinya, yaitu:
  1. Memastikan terjadinya keselarasan antar strategi dari strategi divisi atau departemen harus memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan divisi atau departemen yang lain.
  2. Kecilkan pertentangan dan besarkan dukungan suatu unit kerja terhadap unit kerja yang lain untuk mencapai kinerja organisasi yang andal.
Sumber: dari berbagai sumber.